Cerita 1
Memungut Hikmah
Peristiwa Ketinggalan Kereta
![]() |
Terdampar di Stasiun KAI Madiun |
Mungkin cerita ini bisa digolongkan cerita yang lumayan ‘basi’ tetapi mubadzir jika hanya terlewat
begitu saja. Maka dari itu, di 1 Januari 2020 ini aku hendak menerapi diriku
sendiri dengan menulis. Sebab dengan begini, kehidupan akan semkin menarik
dengan cerita-cerita dan aku tidak gagap dalam menghadapi dunia yang serba
begitu bising, riuh,gaduh dengan persoalan-soalan yang ada.
Semenjak kabar libur
tersiar di tempat kerja, aku memutuskan sebuah rencana besar dalam hidup yakni
: berpetualang sendiri! Keputusan ini tedengar sangat lucu karena yang
kukunjungi adalah kakak sepupu yang kerja di Bekasi. Lagi-lagi terdengar
seperti tidak menarik, tetapi percayalah bagi orang yang tidak pernah bepergian
jauh sendirian tanpa sanak saudara atau sahabat rasanya luar biasa. Apalagi
dengan finansial yang dirogoh dari kocek sendiri. Tentu ini hal yang
membahagiakan bagi diriku sendiri. Dan tidak mengenakkan bagi diri kalian. Hehe
Setelah berdiskusi
dengan kakak sepupu, akhirnya aku memutuskan batal untuk bepergian ke Bekasi.
Sebab, ada banyak kendala yang bakal aku lalui jika bepergian kesana. Akhirnya
aku memeras otak. Memutar haluan. Jogja, menjadi pilihanku untuk menghabiskan setidaknya
kocek hasil keringatku juga waktu liburku.
‘Around ticket’ menjadi
keputusanku sebulan sebelum aku berangkat berlibur. Around ticket artinya tiket
PP. Aku memilih bepergian dengan menggunakan kereta api. Saat membeli tiket
keberangkatan, aku membelinya secara online di #Shopee. Sedangkan untuk tiket
kepulangan aku memesan melalui alamat web resmi PT. Kereta Api Indonesia yakni
kai.id. Harga tiket tentu kusesuaikan dengan hobiku: cari yang paling murah!
Prinsipnya yang penting sampai di tujuan dengan selamat. Biaya admin untuk
pemesanan tiket online di #Shopee degan shopeepay dan kai.id dengan transfer
bank adalah Rp. 7.500,-. Cukup murah daripada datang ke loket stasiun yang
jaraknya tidak dekat dan belum tentu dapat tiket.
Hal ini menjadi
pelajaran penting bahwa Indonesia nggak mau ketinggalan soal jual-beli di
kancah online. Tetapi banyak hal yang perlu diperbaiki demi menjangkau sistem
yang lebih baik. Apasih! Lanjut, setelah kudapatkan tiket, kutunggui hari-hariku
untuk menyongsong hari libur sesuai dengan yang telah aku impikan dan
rencanakan sebaik mungkin.
Hari keberangkatan
tiba, aku diantar temenku yang sudah kutunjuk jauh-jauh hari. Apesnya, dia
telat datang. Ibuku yang melepas kepergianku sudah mulai menjabarkan
firasatnya. Aku tetap tenang, sebab aku selalu percaya bahwa tidak akan ada hal
buruk jika kita telah merencanakannya sematang mungkin. Tuhan tidak akan
membiarkan hambanya keteteran bukan?
Tetapi, Tuhan mungkin
sedang membuat rencana yang lebih indah daripada yang aku susun. Ban bocor saat
aku belum sampai memasuki perbatasan Ponorogo-Madiun. Artinya, masih di
Ponorogo saja. Kala itu, waktu menunjukkan pukul 13.00, keretaku akan berangkat
sekitar pukul 13.45. Disini, aku memohon keajaiban pada Tuhan YME. Merasa
bersalah, ia menelpon temannya untuk mengantarkan aku ke stasiun. Temannya
datang dan seolah bisa diandalkan. Kecepatan motor ditingkatkan demi mengejar
waktu yang seolah percuma jika dikejar.
Mendekati stasiun, yang
mengantarku bilang, “Kereta sudah lewat jauh, Ia selalu on time, tak peduli apa
yang menimpamu. Jika tidak datang tepat waktu, maka ia akan segera berlalu." Andai jodoh seperti itu #eh maap. Akhirnya ia tetap mengantarku menuju stasiun
untuk membeli tiket kereta api baru. Sampai di stasiun pukul 14.00, loket
stasiun yang kami tuju. Bertanya apakah ada tiket go show kepada petugas.
Petugas bilang bahwa ada tiket go show untuk ke Jogja dengan tujuan stasiun
Tugu, bukan Lempuyangan seperti tiket yang telah hangus karena telat datangku ke stasiun.
Malangnya, tiket itu
baru bisa dibeli 2 jam sebelum keberangkatan. Sungguh, ujian perjalananku
ditempa disini. Kala itu masih pukul 14.05. Jika kereta berangkat pukul 17.00,
aku harus menunggu 1 jam untuk pembelian tiket lalu setelahnya menunggu 2 jam
lagi untuk kedatangan keretaku. Sungguh ini terdengar sangat menyedihkan tetapi
tentu tidak untuk kalian.
Satu jam berlalu, tiket
kubeli seharga tiket yang hangus. Jika kalian tahu, harga tiket asli jika tidak
go show untuk kereta yang akan kutumpangi ini 2x lipat lebih mahal. Memang,
keberuntungan akan selalu berpihak kepada orang yang sabar dan tak kenal kata
menyerah. Tiket itu kelas ekonomi premium, artinya setingkat ekonomi rasa kelas
menengah. Keretanya bersih, rapi, dan nyaman. Penumpangnya individualis dan
cuek. Aku tak peduli, yang kunikmati adalah perjalananku dan ejekan ibu di
ponselnya saat kuberitahu apa yang menimpaku.
Karangmojo (30haribercerita2001), 1-1-2020
0 komentar