Selembut Sentuhan Angin di Puncak Gunung Beruk
Menjadi
mahasiswa adalah pilihan setiap orang yang bisa memilih karena tidak semua
orang mempunyai kesempatan akan sebuah pilihan. Disamping memiliki keistimewaan
menurut kebanyakan orang, menjadi mahasiswa memiliki sebuah resiko. Resiko
sebab keistimewaan yang disandangkan kepadanya hingga menuntut mereka untuk
tetap survive dengan keadaan. Resikonya adalah beban tugas seabrek yang
dibebankan oleh para dosen kepada para mahasiswanya. Tidak tanggung-tanggung saat
membebankan tugas kepada mereka, deadline yang kerap kali membuat mahasiswa
melupakan jati dirinya sebagai anak muda yang seharusnya memahami setiap inci
dunia. Hingga mereka sering mengatakan, “aku lupa rasanya piknik”.
Melalui
pengalaman pribadi yang menurut kebanyakan orang memiliki keistimewaan dan
wajib menanggung segala resiko atas sebuah pilihan, maka aku memutuskan untuk
meninggalkan sejenak berbagai macam tugas dan jadwal deadlinenya. Aku memilih
mengingat kembali rasa piknik dan hakikatku sebagai manusia biasa yang bebas
dari berbagai macam tekanan. Karena sudah hampir sebulan berjibaku dengan
tumpukan tugas yang tidak kunjung ada habisnya.
Minggu 4 Oktober 2015 menjadi saksi bagaimana aku
mengenangmu, baper ih. Mengenang kembali bagaimana rasa piknik dan siapa aku
dalam arti manusia yang bebas dan merdeka. Melupakan bahwa sehabis Minggu
adalah Senin dan melupakan bahwasanya tugasku menunggu untuk dirampungkan.
Meninggalkan kerumitan yang menjadikan segala sesuatu menjadi nampak rumit padahal amat sederhana.
Memilih untuk pergi piknik dengan jangkauan paling mudah dan murah. Serta tidak ribet dan yang terpenting adalah
otakku bisa sedikit lebih segar dan jernih dalam berpikir nantinya, tugas akan
diapakan.
Aku memilih ke
kawasan pegunungan, mengingat daerah tempat tinggalku bukan kawasan laut.
Tujuanku adalah gunung Beruk, Karangpatihan, Balong. Destinasi yang aku pilih bersama
teman-temanku ini adalah kawasan wisata baru, yang baru saja dibuka sekitar 3
minggu. Gunung dengan ketinggian 721 mdpl. Tidak terlalu tinggi namun cukuplah
memerlukan usaha untuk mendaki setiap langkahnya, apalagi aku adalah pendaki
amatiran (mendaki sambil merangkak).
Proses menuju
puncaknya yang tidak seberapa bagi teman-temanku dan betapa berjuangnya aku
demi sebuah piknik, akhirnya sampailah aku pada puncaknya. Kondisi gunung yang
kering karena bukan musim penghujan cukup membuat kami terasa amat lelah. Panas
gaes! Tetapi ada satu kebahagiaan yang setidaknya bisa bikin kami menghembuskan
nafas lega, horaaaay akhirnya kami meninggalkan tugas!!!
Di ketinggian
721 mdpl dengan kondisi yang cukup panas itu kami tetap memaknai dengan rasa
syukur yang penuh. Tuhan tetap memberikan keistimewaan kepada siapapun dan
kepada apapun dibalik segala kekurangannya. Dari puncak Beruk ini setidaknya
kamu bisa menikmati secuil panorama yang bisa dibilang cukup menyenangkan untuk
melupakan tugas barang sejenak. Selembut sentuhan angin yang memanjakan kami
dengan kelembutan lalu menerpa wajah dengan
keramahannya yang memiliki khas pegunungan membuat kami kagum, bahwasanya Tuhan
selalu menciptakan sesuatu yang pas. Tidak ada yang sia-sia apa yang telah
diciptakan Tuhan.
![]() |
Lalu, nikmat Tuhan yang mana lagi yang akan kau dustakan? |
![]() | ||
Puncak Gunung Beruk bila dinikmati dari atas (baca:rumah) pohon. |
Medan yang dilalui untuk menuju ke areal wisata gunung Beruk ini tidak sulit ditempuh. Dari kecamatan Balong sekitar 20 menit untuk menuju ke lokasi wisata tersebut, tepatnya di Karangpatihan yang notabene sering dijuluki kampungnya orang idiot. Namun memiliki potensi wisata yang cukup bisa diandalkan. Karena masih baru, yakni sekitar 3 minggu dibuka maka fasilitasnya pun masih sederhana. Dan diolah oleh pemuda desa di Karangpatihan secara bersama.
Tertarik menghilangkan penat? Atau menikmati lembutnya terpaan angin dari puncak Beruk di atas pohon? Atau menikmati salah satu ciptaan Tuhan? Cukup datang ke Karangpatihan dengan mengeluarkan kocek murah sebesar Rp.3000,- untuk parkir saja, maka kamu akan disuguhi pemandangan yang dapat cukup menghilangkan kebuntuan pikiranmu. Selamat mencoba! Salam Traveling!
Berikut hasil ceprat-cepret tipisnya...
0 komentar